Rabu, 01 Desember 2010

bertobat kepada Allah SWT...

Kesungguhan kita bertobat insya Allah menjadi bagian dari rezeki yang besar dari Allah SWT. "Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga..." (Q.S. Ali Imran [3]:133).
Ciri-ciri tobat nasuha
1. Menyesal.
Adanya penyesalan setelah melumuri diri dengan dosa dan kenistaan; adanya penyesalan setelah berbicara kotor; penyesalan ketika mata melihat kemaksiatan; penyesalan ketika menyakiti orang, adalah sikap-sikap yang menunjukkan adanya kecenderungan tobat nasuha. Orang yang tidak menyesal, tidak termasuk tobat. Orang yang bangga pada dosa-dosa yang pernah dilakukannya, menunjukkan bahwa dia belum sungguh-sungguh bertobat.
2. Memohon ampun kepada Allah.
Memohon ampun kepada Allah bisa dilakukan dengan cara mengucapkan istigfar sebagaimana dicontohkan oleh Nabi Adam as dan Nabi Yunus as di dalam Alquran. Di samping itu, memohon ampun harus dilakukan secara sungguh-sungguh dari hati yang paling dalam. Inilah salah satu tanda orang yang bersungguh-sungguh dalam tobatnya. Begitu pula dengan ungkapan sedih, derai air mata, dan menggigilnya perasaan adalah ekspresi dari penyesalan yang mendalam.
3. Gigih untuk tidak mengulangi.
Bukan sekadar tidak berbuat dosa, berpikir ke arah sana saja tidak boleh. Memang, kita dikaruniai kecenderungan untuk berbuat hal-hal yang negatif. Akan tetapi, bukan berarti harus dituruti. Namun, untuk dihindari, karena itulah yang akan membuat kita mendapatkan ganjaran dari Allah SWT.
Ciri tobat yang diterima.
Menurut Imam Al Ghazali dalam kitab "Muqasysyafatul Qulub", ada beberapa ciri yang menunjukkan tobat seseorang diterima, di antaranya.
1. Orang tersebut terlihat lebih bersih dan lebih terjaga dari perbuatan maksiat. Hal itu terjadi karena dia lebih bisa menahan diri. Dia seolah-olah mempunyai rem yang pakem. Rem ini seakan membuat dirinya terhalang dari perbuatan dosa.
2. Orang yang tobatnya diterima, hatinya selalu lapang dan gembira. Dia merasakannya baik dalam keadaan sendiri maupun ramai. Hati orang ini dihibur oleh Allah sehingga jernih dan lapang.
3. Dia selalu bergaul dengan orang-orang saleh dan mencari lingkungan yang baik pula. Orang yang sudah bertobat, namun masih kembali ke lingkungan yang tidak baik berarti dia belum sungguh-sungguh melakukan tobat. Lain halnya jika ia kembali ke lingkungan yang sama dengan niat untuk mengubah lingkungan itu. Mencari lingkungan yang baik adalah salah satu bagian yang akan membuat agama kita terpelihara.
4. Kualitas amalnya semakin meningkat. Selain menahan diri dari perbuatan maksiat, dia juga semakin meningkatkan kualitas salatnya, saumnya istikamah, malamnya dihidupkan dengan tahajud, dan sedekahnya terus meningkat. Inilah ciri orang yang tobatnya diterima.
5. Dia senantiasa menjaga lidahnya. Dia juga sangat serius dalam menata amal-amalnya. Semakin hari, kualitas amalnya semakin terus bergerak ke arah yang lebih baik. Dia memiliki kualitas pengendalian lisan dan pikiran dengan baik. Ingatannya selalu kembali kepada Allah. Hal itu dia lakukan secara maksimal sehingga cinta dan kerinduannya kepada Allah semakin menggebu.
Jadi, kalau saat ini kita masih senang melakukan maksiat; mulut kita sering menyakiti, tidak memilih pergaulan yang lebih terpelihara, hati selalu resah dan gelisah terhadap urusan dunia, jarang mengingat Allah, dan kualitas amal merosot, itu bisa jadi berarti, tobat kita baru sekadar tobat "sambal", artinya kita menyesal, tetapi hanya sekadar penyesalan yang emosional; belum sampai pada derajat takut kepada Allah. 

maka dari itu marilah kita berbuat baik kepada semua umat manusia

kisah cintaku











Allah Enkau maha mengetahui
tak terkecuali hati yang tak jua luput dari pengetahuanMu
baik rasa yang melintas ataupun yang mendendap
dan semua itu adalah keagungan takdirMu
Enkau tahu bahwa kini di hati ini
bunga-bunga cinta menggusarkan jiwaku
aku jatuh cinta pada makhluk yang telah Engkau jadikan indah dalam pandanganku
ku tak ingin rasa ini menutupi pandangan qolbuku dari kekuasaanMu
Oh God … what can I do …
should I keep this love
to someone who has teased this heart
or should I disclose my heart
Duhai penunjuk jalan di kala hati tak tentu arah
Wahai cahaya terang di saat tiba kegelapan
bentangkan jalan pancarkan cahaya pada mata dan ruang hatiku
labuhkan perahu layar penuh ombak dan badai di dermaga keridloaanMu
kembali pada cinta …
apakah ini hanya ada dalam hatiku saja
ataukah bunga cinta juga tumbuh di hatinya
jangan-jangan aku hanya bertepuk sebelah tangan saja … menyedihkan
Oh God … what can I do …
should I keep this love to someone who has teased this heart
or should I disclose my heart
I was in a confusion
cinta oh cinta
suatu waktu ketika aku memikirkanmu
mengumpulkan data atas mereka yang bahagia dan terluka karenamu
maka berdasarkan analisis hatiku aku menyimpulkan tentangmu
engkau hanyalah perspektif waktu
dan aku tak ingin terjebak dalam relativitasmu
yang meenggelamkanku dalam hubungan linier semu
karena adanya diferensiasi yang disembunyikan dalam hati
probabilitas kebalikan sifatmu kadang tak terduga
mampu memunculkan determinasi hatiku dan hati dia nantinya
ku tak ingin hal itu menggugurkan validitas cintaku
karena hubungan yang positif dan signifikan adalah pengharapanku
ya Allahu yaa Rohmaan
Inni Audzubika Minal Hammi Wal Hazan
ya Allahu yaa rohiim irhamna
wa Inni asalukal qolbun salimun salaman
Aku mengerti bahwa rasa ini bukan sekedar lintasan
karena bunga-bunga cinta hatiku telah menumbuhkan putik-putik rindu
begitu susah rasa ini aku palingkan
Apalagi ketika malam datang, bayang hadirnya meramaikan kesendirian
once again
Oh God … what can I do …
should I keep this love to someone who has teased this heart
or should I disclose my heart
????????????
?
??
??????????????????????
Allah …
JIka suatu saat nanti telah terkumpul keberanian
sampai tersingkaplah rasa cinta ini padanya
Kumohon … Arahkanlah hatinya untuk menerimanya
hingga indahnya bunga cinta mekar dengan sempurna
Namun jika dia menolaknya
Lewat angin … afirmasikanlah bahwa dia tak layak untukku
dan Engkau telah menyiapkan bidadari terbaik untuk diriku
yang akan engkau turunkan diantara bintang dan rembulan
Dan andai nanti dia menerimanya
maka vibrasikanlah penerimaan itu terhadap keluarganya
karena aku tak ingin cinta yang tak direstui
yang akan memberikan peluang bagi setan untuk membisikkan kawin lari
astaghfirullahal ‘adzim
Allah … sungguh tak ada yang tahu kehendakMu
Bisa jadi Kau hembuskan cinta di hatiku dan dihatinya
namun tidak bagi wali yang mewakili dirinya
Jika itu terjadi … hancurkanlah cinta
hancurkan rasa itu sebagaimana kau hancurkan kaum-kaum yang telah mendustakanMu
karena telah kupaksakan hati untuk mencintaimmu di atas cinta selainMu
but …
a hope in my heart
I want to meet her
in one day one heart to be forever
Ya Allah perkenankan permohonan cintaku
“permohonan cinta”
Bila tlah kau catatkan dia akan jadi milikku
Satukanlah hatiku dan hatinya
Titipkanlah kepada kami bahagia yang abadi
Melayari hidup ini dengan ridlomu ilahi
Namun bila tlah kau takdirkan dia bukanlah milikku
Bawa jauh dia dari pandanganku.
Lenyapkanlah kebahagiaan saat dia disisihku
Dan pelihara diriku dari kecewa hatiku.
Tenangkanlah hatiku dengan lembut cintamu
Dengan kasih sayangmu.
Agar ku merasakan indahnya karuniamu
Yang kau anugerahkan untukku.
Janganlah kau biarkan aku hidup sendirian
Membawaku di kegelapan dunia.
Maka berikanlah diriku pasangan yang beriman
Agar aku dan dia dapat
Setia tuk menyembahmu.

kisah perjalanan hidup sorang anak yang bernama didik hendra


 
Bertahun-tahun ia hidup tanpa kebahagiaan. Bahkan sewaktu kecil, banyak orang sering melontarkan hinaan bahwa ia anak miskin. Teman-temannya pun tak jarang mengejek dan mengucilkannya, hingga perkelahianpun tak terelakkan. Ia tumbuh dalam kesusahan, kekecewaan dan kekerasan. Baru tiga puluh tahun kemudian, didik hendra akhirnya mengetahui misteri penyebab kehadirannya didunia ini.
Sewaktu kecil, berbagai pertanyaan muncul dalam benaknya tentang dirinya. Rasa malu, terhina, dan marah karena berbagai hinaan yang diterimanya,  membuat  menyimpan kekecewaan yang ada pada dirinya.
"Sewaktu  didik berumur 8tahun ,didik hanya  bisa berjualan kue mencari makan. Lalu guru didik memanggil teman didik yang bernama wandi , untuk menanyakan mengapa didik tidak lagi bersekolah. Wandipun mengatakan bahwa, untuk makan sehari-hari saja kami susah apa lagi harus membayar sekolah kami, kami tidak mampu," Demikian penuturan wandi dengan mata berkaca-kaca. Demi ibu dan adiknya, didik rela mengubur impiannya untuk bisa kembali bersekolah. Hingga suatu saat, seseorang datang dengan membawa sebuah harapan. Pada saat itu, Pak udin datang dan menawarkan Jdidik untuk bisa kembali meneruskan sekolahnya, namun dengan syarat didik harus tinggal di panti asuhan. Dengan berat hati, didik harus meninggalkan adik dan juga ibunya. Sang ibu pun merasa begitu berat harus berpisah dengan anak laki-laki yang sangat dikasihinya itu.
"Saya sebenarnya ingin sekali sekolah. Tapi pada satu sisi saya tidak rela meninggalkan ibu dan adik saya hidup menderita. Akhirnya saya memutuskan untuk tetap mencari uang untuk membantu mereka, dengan cara menerobos peraturan panti asuhan. Pada jam istirahat siang, sewaktu seharusnya tidur siang atau melakukan kegiatan lain, diam-diam didik pergi untuk mencari uang dengan mengamen, menjual koran, dan banyak hal lain. Uang itu saya berikan kepada ibu didik untuk beli beras, dan kebutuhan hidup lainnya." Tak peduli siang atau malam, bahkan kerasnya dunia jalanan tidak mematahkan semangat didik untuk mencari uang demi adik dan ibunya. Hingga suatu saat didik harus menghadapi sebuah pengalaman buruk.
"Ada ketua genk yang menguasai daerah dimana saya ngamen saat itu yang memeras saya. Karena sering diminta setoran, membuat saya berpikir, kalau begini saya akan terus menderita." Tidak mau terus ditindas dan harus menyetorkan hasil kerja kerasnya, membuat didik memutuskan untuk mempelajari bela diri dengan sungguh-sungguh. Tekad tekat sudah bulat, bahwa bela diri adalah satu-satunya jalan keluar. Namun secara tidak disadarinya, keberanian dan kekerasan yang ia pupuk membawanya kepada dunia kejahatan. "Semakin banyak saya mengalahkan orang, semangat dan kepercayaan diri saya semakin tinggi. Saya semakin tidak takut dengan orang."
Pada suatu saat, didik dan temannya wandi mengamen di mandonga. Tetapi keinginan memiliki sandal bermerek yang cukup mahal saat itu, membuatnya memberanikan diri untuk mencuri di salah satu rumah dimana mereka mengamen. Namun rupanya hal tersebut diketahui oleh sang pemilik rumah. Keduanya dikejar, ditangkap bahkan dijebloskan kedalam penjara. Didik harus mendekam dipenjara selama tiga bulan, dan membuatnya benar-benar merasa terpisah dengan ibunya. Hal itu akhinya membuat didik dikeluarkan dari panti asuhan.
Namun  ada hal yang tidak disadari oleh didik, kekecewaan dan kekerasan yang disimpannya sejak kecil terus terbawa hingga ia dewasa. Bahkan hingga ia menikah dan dikarunia dua anak, tabiat didik tidak juga berubah. "Sikap saya dulu seperti preman saja. Ada orang yang bicara kasar sedikit saja, sudah saya anggap menantang saya." Suatu hari karena suatu perkara, didik bersitegang dengan tetangganya. Namun tetangganya itu tidak bisa lagi membiarkan sikap didik yang kasar tersebut. Dengan memanggil teman-teman sekampungnya, tetangga didik mempersiapkan sebuah rencana untuk memberikan pelajaran kepada didik. Melihat gelagat buruk tersebut, didik buru-buru pergi meninggalkan rumah. "Melihat banyak orang datang kerumah tetangga saya, buru-buru saya pergi ke pabrik tempat saya bekerja." Namun dalam perjalanan, didik diculik dan dipukuli habis-habisan oleh tetangga dan teman-temannya itu. Ketika nyawanya diujung maut, didik diingatkan pada sebuah kejadian.
Kedurhakaan pada sang ibu, diperlihatkan dengan jelas sewaktu didikdipukuli hingga babak belur. Setelah puas memukulinya, didik diserahkan oleh para penculiknya kepada polisi. Kemudian polisi memperbolehkannya untuk pulang. Namun kesalahan yang telah diperbuat pada ibunya terus membayanginya. Di tengah kegalauannya, seorang teman memperkenalkannya pada seorang hamba Tuhan yang menuntunnya pada pertobatan dan mengalami pengampunan dari Tuhan.  


pengalam@n ku



ku ingin hidup seperti mereka,,tetapi mengapa aku tak bisa....apakah aku adalah orang yang tidak bisa merasakan kebahagian di dunia ini....yang hanya bisa bekerja keras tanpa mengenal lelah hanya  untuk membiyayai  sekolah aku...
sejak SMP saya sudah merasakan betapa susahnya hidup di dunia ini apalagi aku hanya seorang anak yang tidak mempunyai apa - apa... hanya memiliki belasksihan dari orang lain..... maka dari itu saya pergi meninggalkan rumah dan orang tua aku......